Kita adalah suatu pagi yang dingin, menghangatkan hati pada setengah periuk bubur ayam, yang akan kita jual hari ini. Ada perih saat mengiris-iris daun bawang. Bukan pada mata, tapi luka pada cerita, takusai di usia senja
Kita, mungkin juga sebuah jalan yang lengang, memaksakan dengan keramaian yang semu; menghitung hari, berbilang tahun. Musim-musim yang bercerita, tentang gelang dan kalung yang gugur, menggenapi mimpi yang semakin kabur
Takada mimpi yang salah. Hanya kadang langkah kaki gamang kehilangan arah
Terkadang kita menjadi paket internet 1 Gb, berhemat-hemat selama seminggu, berselancar di ombak percakapan, hanya sekadar mengirimkan pesan, "Hai, selamat pagi cinta?"
Pada suatu hari yang agak mendung, kita berusaha agar hati tetap hangat menghadapi semangkuk bubur ayam yang dingin, sisa jualan pagi tadi. Bersembunyi dari gerimis, agar waktu tak terlihat basah
***
Lebakwana, Januari 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H