Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Membaca Desember

Diperbarui: 1 Desember 2020   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Dokpri. 

Setiap kali menapaki Desember, kita seperti diingatkan tentang jejak yang ditinggalkan. Musim-musim: Cinta yang berangkat dan rindu yang pulang; kemarau, hujan, angin. Pohon-pohon buah mulai berputik. Rumput-rumput, gulma, harusnya dibersihkan 

"Bagaimana dengan hati," sesuara, tiga rumah jaraknya. Menjemur kenangan yang selalu basah 

Cuaca tak menentu. Kita sering berebut kehangatan. Matahari sering ditutupi awan. O, ya, pagi tadi terlihat pelangi. Mungkin sebuah pertanda. Atau tak mengisyaratkan apa-apa 

Seseorang, entah siapa, sedang menghitung berapa irup teh yang ia minum pagi ini. Pada tubuhnya terlihat ada tersisa sedikit puisi. Tapi puisi selalu berjalan di ruang sunyi. Maka dia menertawai dirinya sendiri. Anak-anaknya yang beranjak dewasa tak lagi sering menyapa

Sekarang Desember. Orang itu sudah mempersiapkan kalau hatinya akan selalu hujan 

***

Lebakwana, Desember 2020 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline