Aku seperti terperangkap dalam lorong waktu. Kesunyian seperti akar ilalang. Merambat, menghujam kuat
Berdiri di pintu gerbang perumahan. Bertukar sapa dengan petugas Satpam, sebentar
Termangu, beku. Bukit di sana tiap hari, tentu. Mengejek atau entah menyapa. Sepanjang jalan kompleks perumahan seperti mati. Atau mungkin hatiku
Cinta yang meleleh. Bukan tersebab musim hujan tiba. Atau angin. Menyapu segala ingin
Sementara ini lupakan saja kalau ingin membuat puisi
Sebuah pesan masuk, bercerita tentang kepulangan. Kepulangan yang takada lagi ucapan selamat datang. Tanah merah. Aroma yang asing. Taburan bunga kamboja. Doa-doa yang basah
Aku sampai di depan rumahku. Sepi. Ada sepetak tanah, kemarin rumputnya kusiangi. Kutanam serumpun pandan, karena sebentar lagi Ramadan. Mudah-mudahan harumnya tersebar ke kiri, juga ke kanan
Kuputar anak kunci. Ada dinding yang berbunyi. Tampaknya token listrik minta diisi
***
Lebakwana, November 2020