Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Dan Lain-lain tentang Rindu dan Cinta

Diperbarui: 7 November 2020   19:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Foto oleh Jack Redgate/ Pexels 

Cerita-ceritamu terhalang oleh kabut. Bulan pun tak singgah di depan jendela. Di sana, pebukitan seperti raksasa hitam. Seperti ada yang disembunyikan, dari lolong anjing hutan atau luka yang lama terpendam 

Barangkali takada lagi yang harus dipercakapkan. Mungkin lebih baik menyalakan televisi. Tapi televisi tampaknya sedang bersiap-siap memesan peti mati 

Pun koran-koran, sebentar lagi menuliskan namanya sendiri di batu nisan 

Atau sebaiknya membawa secangkir kopi dalam mimpi, siapa tahu bisa menjadi Bandung Bondowoso; 'abrakadabra', membuat seribu rindu dalam semalam. Tapi riuh rendah rasa enggan, juga dendam dan ragu, kau batal menjadi rindu yang keseribu 

Pagi-pagi kau terjaga. Tidak berubah menjadi apa dan siapa. Hanya matahari pagi menyapa di beranda 

Hai, cinta! 

***

Lebakwana, November 2020 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline