Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Lebakwana, Keping Cerita yang Lain

Diperbarui: 3 November 2020   06:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber: Dokpri. 

Akhirnya sampai pada jarak,  di keping cerita yang lain tempat berpijak. Tempat berharap agar keinginan-keinginan bisa beranjak. Mungkin belum sampai tuntas, karena mimpi-mimpi belum banyak yang sampai ke batas 

Kini aku mencoba membaca Lebakwana, desa yang asri, tak akan ada terpeta dalam kepala orang-orang ibu kota 

Udaranya sejuk, dijaga pebukitan yang hijau. Pohon-pohon mangga dan tangkil berjajar. Ada juga pokok randu, tempat  nanti bertukar rindu 

Anak-anak menatap dengan bola mata yang bening, setiap sore berboncengan dengan ayah-bundanya, atau digendong di pundak, seraya mengajarkan bagaimana cara menaiki tangga hingga ke puncak 

Hangatnya matahari pagi menumpahkan penghuninya, pergi ke pusat-pusat industri: Cilegon, Serang, dan kota sekitarnya. Atau yang berniaga, berangkat pagi-pagi buta 

Bila Lebakwana sebuah kalimat, ia baru dibatasi tanda baca koma. Dan aku tidak tahu akan terhenti di mana 

***

Lebakwana, Oktober 2020 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline