Tubuh Ibu terbakar. Di jalan orang-orang menaruh amuk dalam kepala
Kepala di tempurung kelapa
Ibu tak mengerti kenapa anak-anaknya begitu mudahnya menyalakan api
Remuknya percakapan. Demi sepatu dan kursi. Tak peduli
Tanah Ibu. Dibagi-bagi hanya untuk satu kubu
Kapan tangis Ibu terhenti
***
Lebakwana, Oktober 2020