Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Tentang Cinta, Api, Ombak, dan Burung Camar

Diperbarui: 8 Oktober 2020   06:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Foto oleh Tim Mossholder/ Pexels 

Cinta itu pahit 

Tubuhmu bergemuruh. Ingatan  yang menggenang. Jalan  patah, rumah yang sesak dengan prasangka. Impian tinggal bayang-bayang 

Diam, api menyala. Diam-diam 

Tampaknya hari ini takguna lagi air mata 

Kau pun menjadi batu. Tapi kauingin memekik. Dan jadilah ombak. Menggulung remuk segala yang berkecamuk

Ada masa kau menghindar menjadi kuda. Berlari liar tanpa kendali

Tidak juga merpati. Lembut. Mengurung badan menyalahkan diri 

Akhirnya kauterbang bebas menjadi camar. Berkesiutan di antara tiang-tiang kapal dan batu karang

Berharap cinta yang lebih manis segera datang 

***

Cilegon, September 2020 

Catatan. 

Puisi ini sudah tayang di Secangkirkopibersama.com. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline