Cinta itu pahit
Tubuhmu bergemuruh. Ingatan yang menggenang. Jalan patah, rumah yang sesak dengan prasangka. Impian tinggal bayang-bayang
Diam, api menyala. Diam-diam
Tampaknya hari ini takguna lagi air mata
Kau pun menjadi batu. Tapi kauingin memekik. Dan jadilah ombak. Menggulung remuk segala yang berkecamuk
Ada masa kau menghindar menjadi kuda. Berlari liar tanpa kendali
Tidak juga merpati. Lembut. Mengurung badan menyalahkan diri
Akhirnya kauterbang bebas menjadi camar. Berkesiutan di antara tiang-tiang kapal dan batu karang
Berharap cinta yang lebih manis segera datang
***
Cilegon, September 2020