Pesta telah usai. Kursi telah diduduki. Tapi seolah-olah pertarungan belum selesai. Setiap pagi selalu menghunus kata-kata, memisau di bola matamu
Selalu ada gelanggang dalam setiap kurun, tapi kita tidak siap untuk menjadi pecundang dan pemenang yang santun
Kita menjadi perompak makna di lautan kata, berdiri jumawa di atas bahtera
Mata tertutup satu. Memilih dan memilah: Siapa sekutu, siapa pula yang menjadi seteru
Nama-nama setiap saat bisa datang dan pergi. Kenapa pula kita harus ikut menjadi kayu bakar, membesarkan api
***
Cilegon, September 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H