Rindu itu api. Awalnya merambat hangat di aliran darah, membuat letupan, hingga alur pikiran lepas kendali sedikit hilang arah. Berbicara dan senyum kepada siapa entah
Suatu waktu menjelma hujan. Ladang-ladang impian kembali basah, harapan kembali lagi tumbuh berkecambah
Dia juga Gunung, tempat puncaknya bermenung. Lautan, mengombang-ambingkan perasaan. Pun sabana, sejuknya memandang sejauh mata
Layaknya kuda-kuda yang berpacu. Napas yang memburu, dada sesak tersedak ingin bertemu
Namun, bila salah memilih dan memilah, keinginan bisa menjadi patah. Menjadi amuk, dendam tak sudah
Rindu adalah tafsiran seribu ya, juga 1000 tak
***
Cilegon, September 2020.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI