Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Labirin dengan Lima Belas Pintu

Diperbarui: 22 Agustus 2020   22:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Foto oleh Martino Grua/ Pexels 

Tersebab puisi malam-malam selalu cabik. Kepada hening mengucap tabik, berharap rusuh hati bisa ditampik

Seorang lelaki telah memasuki lima belas pintu, mencari di mana akan disematkan rindu, tapi yang ditemui adalah labirin dengan banyak sembilu. Jalan yang licin, seperti halnya menapaki hari-hari kemarin 

Lima belas pintu, selalu berujung lorong yang buntu. Berputar-putar, tertatih mencari jalan keluar 

Barangkali tak cukup bijak menafsir cuaca, padahal matahari yang terbit adalah matahari yang sama. Atau kurang berbaik sangka, dan tak mau  belajar membaca

Setiap perjalanan selalu ada onak dan ombak, membuat impian bisa terkelupas atau terhempas 

Ia pun lari kepada puisi. Pengobat hati, sedikit hilang nyeri 

***

Cilegon, Agustus 2020. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline