Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Sajak yang Ingin Menari Bersama Angin

Diperbarui: 3 Agustus 2020   21:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi. Foto oleh Taryn Elliott/ Pexels 

Bawa sajakku mengalir lembut menyusuri lembah-lembah, ladang-ladang, sawah-sawah, membawa kesegaran pada tubuh petani, di bawah pohon bernaung, setelah seharian menggarap tanah pada hamparan di kaki gunung 

Berdendang riang dengan perempuan-perempuan yang mencuci di tepi telaga, pada saat pagi masih buta, mandi dari pancuran bambu, sejuknya air menyelusup pada lekuk tubuh, yang dibebat kain panjang sebatas dada 

Ajak juga sajakku mengalun di atas lautan, mengembangkan layar perahu-perahu para nelayan, menembus dingin malam, pulang pagi, ditunggu sang istri menjemput hasil tangkapan 

Atau menghentak-hentak bersama arus deras bawah laut, membentuk gulungan ombak yang sangat tinggi, meliuk-liuk papan selancar, menguji nyali para pemberani 

Dan bernyanyi seirama dengan gerak kupu-kupu, kumbang serta lebah, membantu mempertemukan putik dan benang sari, dengan masa tertentu menjadi buah, bergelantungan ranum pada dahan-dahan, dan dipetik dengan senyum 

Aku juga ingin bersamamu, membuat mata bocah-bocah riang gembira tengadah, karena layang-layang mereka membubung tinggi bersama awan

Tapi adakalanya kau begitu marah, berlari sangat cepat, kadang menjadi puting-beliung, mengangkat atap-atap rumah, menumbangkan pepohonan, mengirimkan kengerian

Atau mengaduk-aduk isi lautan, dengan sangat cepat memporakporandakan pantai dan daratan, dan orang-orang meratap karena banyak kehilangan

Untuk yang ini, aku tak ingin sajakku dibawa serta 

***

Cilegon, Juli 2020. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline