Kepedihan itu bunga mawar. Ada aroma abadi. Tubuh yang duri
Dan angka-angka, pernah pada suatu masa, kita tahu berapa jumlah anggota tubuh kita, hingga tulang rusuk pun dapat terbaca
Juga semacam warna. Bersama cerita-cerita membentuk pelangi bagi sebuah perjalanan
Atau sebagai pembelajar, berapa banyak kawan kita yang sebenarnya
Kepedihan itu luka dan terus menjadi air mata, kalau kita mengenangnya dengan prasangka, tanpa mengubahnya
Tak berbuat apa-apa
***
Cilegon, Juli 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H