Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Majas-majas di Bawah Matahari

Diperbarui: 16 Juni 2020   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Foto oleh Tina Nord/ Pexels 

Sebuah siang telah turun pada sebuah sajak, kata-kata menjadi kerontang, suara-suara menjadi teriakan di hamparan sunyi, membentur tebing, memantul bersipongang

Sang penyair pun mengambil alegori, tentang amsal dikatakan sebagai misal, agar huruf-huruf tak terjun liar, membentuk kata-kata yang keluar dari pikiran bebal

Sebuah ironi di negeri bawah matahari, cinta dan benci menjadi hujan hyperbola membanjiri sungai linimasa, sarkasme menjadi sarapan pagi, menikam yang tak sehati, membenar-benarkan kelompok sendiri 

Akhirnya kata-kata menjadi komoditi, tergantung siapa yang membayar lebih tinggi 

Tinggal pilih: Sinisme penuh api atau eufemisme yang membungkus belati 

***

Cilegon, Juni 2020. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline