Sudah dua jam hujan berhenti, tapi udara menjadi jarum, mengirim ngilu ke dalam tulang. Dua gelas kopi membuat kantuk menjadi belum, sedang keberangkatan belum lagi pulang
Kau menulis sajak tak selesai. Mungkin kauinginkan aroma mawar, tapi yang tertulis adalah duri pada pesta yang cepat usai
Banyak rencana. Mimpi-mimpi tak mengikuti jalan dalam kepala
Layaknya kata-kata yang kehilangan huruf vokal, seratus sajak hanya menjadi gumam, seperti pisau yang telah lama majal
Malam makin larut. Kau berusaha bola matamu tak tertutup kabut
***
Cilegon, Juni 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H