Telah kulihat kepak sayap burung camar, pada seribu foto di seribu perjalanan. Ada pula senja, cahayanya mengirim muram
Memantul pada bola mata, mungkin bias dari kilauan minyak yang tumpah, atau tebaran dari berton-ton sampah
Terumbu karang mengerang, orang-orang melemparkan ketakpedulian, plastik-plastik membuat dasar laut menjadi hamparan ladang
Apa perlu ditanya para nelayan. Perahu-perahu mereka oleng. Bukan karena robek menghantam karang, atau tersebab amuk gelombang, tapi Ikan-ikan yang jauh berenang ke tengah lautan, atau mabuk menelan limbah mati perlahan
Aku tak dapat membayangkan, anak-cucu kami melihat keindahan tubuhmu hanya dari gambar-gambar usang, lewat cerita-cerita, dari sekumpulan ensiklopedia, atau buku-buku tua yang berdebu, tersimpan di sudut perpustakaan yang jarang pengunjungnya
Kutulis ini untukmu, laut, dengan sepenuh puisi. Tak apa kalau kau tak bisa membalasnya
Salam kecintaanku
Ttd: Aku
***
Cilegon, Juni 2020.