Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Puisi | Hujanpedia

Diperbarui: 13 Mei 2020   05:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber: Lampost.co

Aku senang melihat hujan, di dalamnya tersembunyi banyak harapan, tanah-tanah yang gembur, agar benih-benih bisa ditabur

Juga hujan semacam orkestra, dibuka dengan suara guruh, ditingkahi suara petir yang menggetarkan, kemudian gemercik air jatuh, cepat, makin cepat, ada desau angin, gesekan ranting-ranting pepohonan, daun-daun luruh, kecipak air saat ada yang membelah derasnya arus sungai, perlahan melambat, terdengar satu-satu titik air di ujung atap, dan tersisa bau tanah yang khas 

Hujan adalah puisi, perlambang kenangan tentang cinta yang basah, juga yang patah, cerita rindu dan saat-saat menunggu, ada kabar gembira dan air mata, terkadang ditutup keindahan pelangi di ujung angkasa 

Tapi hujan juga misteri, kedatangannya  kadang seperti menunggu kekasih yang lama dinanti, debarnya hati seperti rentak kaki penari, dan mendadak bisa mengirimkan rasa takut dan ngeri, hujan tumpah menjadi air bah, mengamuk, menyapu, menjadi tragedi 

***

Cilegon, Mei 2020. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline