Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Puisi: Siklus Mimpi tentang Cinta Impian

Diperbarui: 25 Maret 2020   05:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Gambar oleh Heiko Stein dari Pixabay.

Kumaklumi kopi pagi ini begitu pahit. Bukan kau terlupa menaburkan gula, tapi banyak jalan yang dilalui dengan mengingat rasa sakit, hingga kita tak menyadari bahwa sebenarnya pagi selalu dibuka dengan rasa manis, tapi kita lebih sering membaca jantung yang teriris

Banyak air mata sebagai bahan cerita, tapi tidak semua cerita musti disampaikan dengan berurai air mata. Bola mata yang tergenang, bisa terlihat indah bila dikenang 

Berjalan memang harus sampai ke batas, tapi mengapa harus bersedih bila terhenti di tengah tak sampai tuntas. Banyak perigi untuk melepaskan dahaga, namun kita sering  menyigi yang jauh di depan mata 

Pagi akan selalu berganti siang, dan mungkin  ada yang kurang saat sampai di rembang petang. Sebentar kemudian kita akan dipeluk malam 

Malam adalah tempat menafsirkan cinta secara hening, mengumpulkan kembali mimpi yang berserak dengan cara pandang baru yang lebih bening

Dan esok kembali menyambut pagi dengan hati yang jernih, penuh cinta bertaut saling 

***

Cilegon, Maret 2020 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline