Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Puisi, Malam, dan Beberapa Dusta

Diperbarui: 25 November 2019   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com 

Puisi ini kumulai saja dari sebuah lapangan kecil, salak anjing, dan bulan tertutup kabut 

Beberapa lelaki ngakak dengan minuman oplosan. Dan malam itu menjadi jahanam untuk gadis kecil dari lelaki yang bermetamorfosis menjadi serigala

Keheningan cabik

juga air mata

bisu

Seberapa banyak kata-kata harus dikumpulkan sebagai penutup luka, juga mengingat tak mungkin semua tabir dibuka

Ingin rasanya ia menjadi badai, atau gelombang  di lautan, atau menjadi apa saja, agar tak lagi dikejar oleh banyak tatapan mata dan beribu prasangka, ini nyata atau hanya kumpulan beberapa dusta

Akhirnya ia memilih menjadi puisi, karena puisi tak berhitung-hitung seperti ilmu pasti, curiga melihat judul yang dipakai beberapa kali. Puisi adalah bagaimana cara membaca tubuh

dengan rasa

dengan hati

***

Cilegon, November 2019 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline