Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Puisi | Di Atas Bus Malam, Sebut Saja Sebuah Perjalanan

Diperbarui: 8 Agustus 2019   01:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi. Sumber: Pixabay.com 

                                            

Aku tidak tahu, apakah ini sebuah perjalanan atau sekadar menunda penyesalan. "Aku ingin jadi batu," katamu. "Ah, tidak. Bagaimana kalau menjadi angin?" 

Apakah kau ingin membentuk pusaran badai, dan menyapu segala yang menghadang? 

Kau ragu, atau sedang menyembunyikan perasaanmu                                                        

( Musik sudah berhenti. Sebagian sudah terlelap.  Mata kita masih nyalang, menahan pikiran yang berhamburan jalang )

Kau yakin supir bus akan membawa kita ke titik tujuan? 

Lewat kaca bus, sinar lampu, siluet-siluet yang tak tentu bentuk berkelebatan, membuat hati semakin teruk. Sebenarnya apa yang kita cari, menunjukkan kita pemenang atau takut mengakui sebagai pecundang? 

Kau bersandar di bahuku. Terasa hembusan lembut napasmu. Juga tatapan matamu. Aku menangkap kecemasan, rasa bersalah, juga mengisyaratkan tanya: Akukah tempat yang tepat untuk bersandar

Cinta, harapan-harapan, juga titik tempat tujuan, tidaklah sesederhana yang kita pikirkan 

Bus sampai terminal. Pagi sudah menjelang. Ke mana kita? tanyamu 

"Telpon orangtuamu, minta maaf. Kita kembali pulang."

Cilegon, 2019 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline