Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Prosa Liris | Karena Lelaki Menjadi Durjana, Maka Perempuan Menguasai Senja

Diperbarui: 21 Juni 2019   06:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Demikian cerita dari masa ke masa. Tentang perempuan luka yang melarikan diri dari kecamuk negeri angkara. Terseret pula bara dendam di dalam dada 

Setiap lelaki adalah Durjana. Camkan itu! 

Maka ia mengumpulkan perempuan dari seluruh pelosok negeri. "Kumpulkan air mata kalian. Kita tenggelamkan senja!" 

Dan senja pun menghilang. Batasan waktu berubah. Pagi, siang, dan malam. Tak ada lagi senja 

Ini seperti kiamat kecil. Orang-orang panik memanggil-manggil. Tapi tak satu pun berani tampil. Tak ada juga yang bisa membujuk perempuan itu agar melepaskan senja 

Hanya penyair yang dapat menaklukkan perempuan itu, saran tetua kampung. Mereka sepakat mengutusku, karena di seantero negeri tinggal aku satu-satunya yang masih mau gila menulis puisi 

Selang seminggu senja kembali muncul. Orang-orang bersorak menatap masygul. Mereka bertanya-tanya apa yang kulakukan hingga perempuan penguasa senja itu luluh. Untuk ini ijinkan aku untuk menjadi rahasiaku 

Sedang perempuan itu tetap menanamkan kebencian terhadap lelaki. Tapi kini ada tambahan: Setiap lelaki adalah Durjana. Kecuali penyair! 

Uhg! *) 

Cilegon , 2019 

Catatan. 

*) = Itu bukan suara batuk. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline