Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Puisi | Sejauh 500 Km Luka, Satu Kata Jaraknya

Diperbarui: 19 Juni 2019   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Seharusnya ada ucapan selamat jalan untuk setiap keberangkatan. Agar tak ada yang tertinggal yang nantinya menjadi lamunan. Tapi itu tidak kulakukan. Aku mengantarmu dari kejauhan 

Aku masih melihatmu, memandang ke sekeliling terminal. Mengharapkan kehadiranku dengan kejutan-kejutan nakal. Tapi tidak. Kau mengambil sesuatu, dan mengusap matamu. Kau menangis? 

Awalnya pertengkaran-pertengkaran tak perlu. Aku takut kehilanganmu, sedangkan kau bersikukuh membatu. Heh, Yogya di saat kini berjarak hanya sepelemparan batu, katamu. Dan tentu aku tak dapat mencegahmu

Tiga bulan tak berkabar. Kau pun tak mengirim gambar-gambar. Kau sudah lupa atau kini dadamu berdebar, karena kawan sekampus mengganggumu? Aku terbakar 

Aku mengejarmu ke Yogya. Aku menyergapmu di pintu pagar tempat kosmu ( seperti dulu saat aku menyergap bibirmu di kegelapan. "Kau gila, ini bioskop," bisikmu tertahan. Aku tidak tahu lagi jalan cerita film. Kau sendiri tahu? Kau menjawab dengan pipimu yang memerah dadu, seraya mendaratkan cubitan di perutku) 

Kau terkejut melihatku. Untuk apa jauh-jauh datang ke sini? 

Jauh? "Jakarta - Yogya kini hanya berjarak sepelemparan batu," aku mengutip kata-katamu. Kamu mendengus 

Di warung pinggir jalan aku memesan kopi dan kopi susu. "O, tidak. Satunya diganti teh hangat saja."

Sekarang apa maumu? tanyamu 

"Maaf."

Hanya itu? 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline