Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Puisi | Membaca Malam di Tanah Jawara

Diperbarui: 27 April 2019   06:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Teng!  Sembilan belas menit melewati pukul satu. Dingin menusuk Cilegon

Ke mana gundah ini akan diantarkan. Di depan gedung sekolah Darul Ishlah kesunyian Menyergap tumpah. Ada dentang kuali penjaja nasi goreng, "Yang pedas ya, Mang! "

Ke mana lagi harus menyusuri jalan. Banyak persimpangan harus ditimbang. Banyak rambu-rambu harus berpantang

Ini kota yang gagap membaca tubuhnya sendiri. Dari desa-desa yang dihuni petani, kini disesaki cerobong asap industri. Sedang kaki tak cukup kuat untuk adu lari

Maka berdatangan para petualang. Sekadar singgah atau belajar bertolak pinggang

Tapi ini tanah para jawara, "Wong 'ndi, sire? "

Sebuah perlawanan, harga diri, atau paranoid yang lepas kendali? 

Malam akan melepaskan lelah. Embun sudah menutupi basah. Tampaknya sebentar lagi akan terang tanah

Cilegon, 27 April 2019

Keterangan
Wong 'endi sire?  = Orang mana kamu?
Dirgahayu Kota Cilegon (27 April 1999 -- 27 April 2019) 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline