Lihat ke Halaman Asli

Selamat Datang Era Defensive Medicine

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

dr. Muhammad Welly Dafif

Bismillahirrahmanirrahim

"We're Just trying to do good jobs, not GOD's job.."

surah Al-Mulk ayat 2 :

" (Allah SWT) Yang menjadikan maut dan hidup."

surah Al-Israa ayat 85. Allah SWT berfirman:

"Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah: “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit."

Sebagai salah seorang manusia, yang memilih jalan sebagai Dokter, sungguh hati dan jiwa ini merasa perih akan hal yang menimpa sejawat dokter yang dipenjara karena meninggalya seorang pasien gawat darurat yang ditanganinya. Pengadilan Negeri Manado, Majelis Kode Etik Kedokteran (MKEK), bahkan sudah menyatakan bahwa tidak ada prosedur (baca: usaha) sejawat Sp.OG yang salah dalam menangani pasien tersebut, walau ternyata pada akhirnya pasien tersebut meninggal dunia akibat emboli (semoga amal ibadahnya diterima disisi Sang Pencipta, amin); (sumber POGI news). Adanya emboli (untuk lebih mudah, baca penjelasan dr. Posma S) pada seseorang tidak dapat diduga, kerena dapat terjadi pada seseorang yang tempak sehat. Emboli baru akan menyebabkan gejala bahkan kematian jika sudah menyumbat pembuluh darah pada organ vital kita, baik itu jantung, otak, ginjal, paru-paru, yang bisa berlangsung dalam hitungan menit hingga jam dimana kapan terlepasnya emboli itu tidak bisa diprediksi.

Sungguh, jika seorang dokter di haruskan menyembuhkan semua pasien, dan tidak boleh ada yang meninggal sehingga dokter bisa di pidana, mungkin Pemerintah perlu membangun Penjara Khusus Dokter karena Saya yakin semua Dokter hanyalah manusia biasa, yang hanya bisa menjanjikan kontrak usaha kepada pasien untuk kesembuhannya dan bukan menjanjikan kontrak hasil kesembuhan(baca:hidup) pada pasien. Dokter dalam menangani sebuah kasus selalu dan harus; karena telah dididik  sejak masa kuliah, pendidikan dokter muda, internship, apalagi sampai pada taraf Residen/program spesialisasi yang dijalaninya (melalui ujian tulis, lisan, praktek, bahkan Uji Kompetensi Dokter Nasional); untuk selalu berpedoman kepada guidline/Standar operasional Prosedural (SOP) dalam menangani penyakit pasiennya. Masyarakat mungkin tidak pernah mengetahui hal ini dan sekarang seakan akan menganggap mayoritas dokter Indonesia dibawah standar (baca:bodoh), dan sekarang dengan  ditambah adanya aksi nasional sehari tanpa dokter, masyarakat menganggap dokter kehilangan nuraninya dengan tidak melayani pasien..

BENARKAH KAMI SUDAH KEHILANGAN NURANI?

Banyaknya kabar berita di media hari ini, yang memberitakan bahwa banyak pasien gawat yang terlantar karena semua dokter mogok, sungguh Saya anggap sebagai pembohongan publik secara kasat mata dan sangat menciderai nurani kami.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline