Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Sasaran Kematian

Diperbarui: 5 Desember 2024   23:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Syafri tahu hidupnya telah berakhir begitu aku menepuk bahunya.

"Ada yang ingin kukatakan padamu."

"Kenapa aku? Kenapa sekarang? Aku sudah menulis semua suratku, mengirim semua suratku, menyampaikan semua doa."

"Bukan aku yang menentukan. Aku hanya pembawa pesan."

Syafri tewas dalam serangan berikutnya, tentu saja. Kami berduka atas kematiannya seperti yang kami lakukan pada yang lain dalam perang yang tak berkesudahan ini.

Penerawangan itu dimulai saat aku ditempatkan di Kompi ke-19. Awalnya, aku tidak mempercayainya. Namun, penerawangan itu begitu jelas. Dan begitu spesifik. Pada penerawangan keempat, aku tahu penglihatan itu nyata. Sebuah pesan dari Tuhan.

Awalnya, aku mencoba menjaga Sasaran. Sepatah kata kepada komandan, mengobrol dengan rekan-rekan mereka, bahkan sekali aku berbicara langsung kepada mereka, memperingatkan mereka untuk menjaga diri mereka sendiri. Namun, tidak ada yang berubah.

Aku ada di sana saat pemakaman, menyampaikan khotbah yang sama, melantunkan doa yang sama, menulis surat yang sama kepada keluarga mereka, berharap bisa berbuat lebih banyak.

Suatu kali aku dipindahkan ke unit Sasaran untuk penyerangan. Namun, dia mendorongku ketika musuh mendekat dan menerima serangan itu dengan tubuhnya sendiri. Saat itulah aku menyadari bahwa semua yang aku lakukan adalah menentang keinginan Tuhan. Dia memberiku penerawangan ini karena suatu alasan.

Aku harus mempersiapkan Sasaran untuk kematian, bukan mencoba mencegahnya. Tuhan memberiku waktu untuk melakukan pekerjaanku.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline