Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Sialan juga Ikatan

Diperbarui: 3 Desember 2024   17:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Selembar halaman koran yang dicengkeram angin tak kasat mata berputar-putar seperti hantu dan tersangkut di dahan-dahan pohon.

"Ayo Nek, cuaca ini akan membuat Nenek masuk angin."

"Jangan khawatirkan aku, aku sudah selamat lebih dari tujuh dekade."

Tangga berderit menahan berat badan kami saat kami menaiki pintu. Cahaya bersinar melalui pola lampu timah, mewarnai beranda kecil. Aku bergegas menyalakan kompor di dapur untuk menjerang air. Apinya berkedip jingga.

Nenek menggantung mantel kami di dudukan reyot, duduk di kursi brokatnya yang pudar, dan melepas sepatunya yang ternoda oleh genangan air. Jari-jari kakinya yang kurus memiliki kuku yang terawat baik yang dicat merah cerah. Aku terkekeh. Dia tersenyum.

"Salah satu kemewahan kecil dalam hidupku."

Sepatu ketsku berdecit.

"Sial."

"Lepaskan. Hangatnya dapur akan mengeringkan sepatumu sambil kita makan malam."

Nenek mencoba menarik sepatu bot rajutan menutupi kuku kakinya yang dicat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline