Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Baik dan Buruk

Diperbarui: 26 November 2024   19:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Lina tidak menyukai penampilan pria itu. Tangannya putih dan lembut, tidak ada urat di punggungnya, dan kukunya tampak seperti baru saja dimanikur. Dia mengenakan jaket kulit cokelat yang tampak mahal.

Segera setelah duduk, pria itu mengeluarkan ponsel dan mulai menggulirnya. Bibirnya mengerucut.

Lina pikir lelaki itu tampak seperti anak kecil yang sedang mengisap buah kesemek asam.

“Aku tidak bisa mendapatkan sinyal untuk ponselku di sekitar sini. Menara-menaranya pasti terlalu jauh.”

“Pasti begitu.”

“Apa yang dilakukan orang-orang di sekitar sini tentang itu?”

“Bicaralah satu sama lain secara langsung, kurasa.” Dia mulai kesal. “Mau pesan apa?”

“Kopi hitam pahit kalau masih baru. Kalau tidak, aku ingin ditambah krim dan gula.”

Pria itu melihat sekeliling.

Lina tahu tipenya. Dia bisa tahu bahwa pria itu melihat tempat itu kosong dan pasti mengira kopi telah didiamkan di atas kompor sepanjang pagi. Seorang detektif sejati.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline