Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Titik Hilang

Diperbarui: 6 November 2024   18:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Akhir Desember, Lalyta dan Omar melakukan perjalanan darat melalui padang pasir, berkendara menuju garis cakrawala yang cerah di pagi hari. Tumbuhan berduri tersebar di sekitar lanskap abu-abu. Donna mengusap cincin opal milik ibunya.

Mungkin semuanya akan baik-baik saja. Masih ada kesempatan.

Dia menyarankan perjalanan darat karena Omar ingin merasakan langsung padang pasir yang pernah dia lihat dalam film-film koboi di Mesir. Lalyta mengatakan kepadanya bahwa sebagian besar film tersebut difilmkan di Spanyol. Omar menepuk jidatnya dan berkata, "Dalam pikiranku, Amerika ada di sini."

Lalyta menepuk bagian kerah baju Omar yang berdebu. Ray Charles bernyanyi di radio, "I Can't Stop Loving You."

Omar ingin mengunjungi Lion Habitat Ranch untuk bertemu dengan Ozzy si Jerapah, kasino, dan akuarium. "Temanku bilang aku harus mengunjungi Caesar Palace dan mengambil foto. Dia buta. Aku akan menggambarkannya kepadanya."

Dan sekarang mereka berada di padang pasir yang dingin, melaju menuju Las Vegas, kota penuh peluang, harapan, dan gemerlap.

Itu adalah ide yang bodoh---memanfaatkan liburan akhir tahun mereka untuk berkendara dari Minnesota ke Nevada dan kembali untuk semester musim semi.

"Kita boleh bersikap bodoh," kata Omar. "Kita masih muda."

"Tidak semuda itu. Aku 29 tahun."

"Aku 25 tahun." Omar menyeringai. "Bayi kecil."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline