Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Memberi dan Menerima

Diperbarui: 18 September 2024   17:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Dia sudah ada di sana, bayangan hitam tempat laut beristirahat diam.

Bintang-bintang masih menusuk beludru langit yang gelap, dan tanah berderak di bawah kakiku saat aku berjalan menuruni bukit.

Dia mengangguk padaku, matanya menatap air saat tali pancingku mendarat dengan cipratan lembut. Aku duduk di batu karangnya dan menyandarkan tongkat pancing ke lututku.

"Apakah dia baik-baik saja?" tanyanya.

Aku mengangguk.

Berlutut di samping pembaringannya dalam gelap, aku mendengarkan napasnya yang halus saat tertidur, melihat garis tangan terselip di bawah pipinya.

Tali pancingnya meronta-ronta. Dia berdiri, menarik dan menggulung. Berkilau keperakan dalam cahaya pagi, ikan itu meliuk dan melawan dari dalam air.

"Cantik," bisikku.

Dia melawan dengan cara yang sama. Rambutnya yang panjang meliuk-liuk di antara jari-jariku saat aku mencabutnya dari nyeri yang sunyi.

Ikan itu jatuh terengah-engah ke batu karang di sampingku dan dia menenangkannya dengan pukulan cepat. "Untuk makan malamnya."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline