Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Cara Berduka

Diperbarui: 17 Juni 2024   20:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

Kamu mencintai seseorang.

Seorang kekasih, yang mencampakkan selimut dan kesal karena pintu kamar mandi terbuka. Ibumu. Adik laki-lakimu---yang tidak pernah menelepon, malah berkomunikasi melalui selfie dengan pesan teks yang konyol dan terlalu singkat.

Sesuatu terjadi, sebagaimana sesuatu pasti terjadi. Pengemudi yang mabuk. Perampokan. Bunuh diri.

Kamu menangis berhari-hari, atau mencoba untuk tidak menangis. Atau keduanya.

Atasanmu menyuruhmu mengambil cuti selama yang kamu perlukan.

Suatu hari, dadamu terasa sangat sakit karena semua rasa nyeri itu. Menangis tidak lagi membantu---dan memang tidak pernah benar-benar membantu.

Cukup mencintai seseorang saja, sehingga kamu mampu menciptakan mesin waktu.

Mungkin kamu memang jenius. Keringkan air matamu dan mulailah mengumpulkan suku-cadang yang perlu. Tanganmu berlumuran gemuk dan minyak pelumas.  

Otak sampai meleleh berkeringat, merancang rupa logam dan kabel listrik serta kode pemrograman.

Pekerjaan itu membuatmu lelah. Pekerjaan tersebut merasuk hingga ke paru-paru sampai harus tubuhmu yang mengingatkanmu untuk bernapas.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline