Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

CMP 114: Kelapa Muda Forever Young

Diperbarui: 15 Oktober 2023   09:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pikiran-rakyat.com

Garis pantai Lhoknga berubah. Tentu saja, setelah tsunami, apa yang masih bertahan?

Mengingatkanku pada Tika. Kartika.

Dulu, aku dan Tika duduk di bawah cemara laut. Tak peduli teman-teman lain yang berenang menyapu buih ombak. Kami menikmati air kelapa muda. Satu biji dua sedotan.

Setamat SMA, aku ke Yogya, dan kehilangan jejak Tika. Ada yang bilang dia ke Amerika. Entahlah. Dulu komunikasi sulit. Telepon masih diengkol minta disambungkan operator.

Puluhan tahun, aku baru mudik.

Puluhan tahun, karena tak ada lagi yang harus kutemui. Pulang untuk mengurus sepetak lahan  warisan. Menyusuri garis batas gelombang di pasir, mengenang Tika.

Seorang wanita sedang duduk di sana, di bawah pohon cemara laut.

Tika.

"Aku tidak percaya itu kamu, kamu masih kelihatan sama seperti dulu."

"Aku ... berapa puluh tahun, Fik?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline