Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

CMP 103: Beban Dunia

Diperbarui: 30 Juli 2023   10:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto ilustrasi: dok. pri. Ikhwanul Halim

"Kau takkan paham arti stres yang sebenarnya sampai kau benarf-benar merasakannya," katanya di sela-sela kepulan asap rokok elektriknya.  Rasa Terang Boelan.

Beban seberat seribu ton yang menekan kau. Mempbuat kau gepeng. Menghimpit bagian tubuh yang kau tak tau keberadaannya. Bagian buruk. Bagian yang jelek dan asing. Tetapi dengan beban yang menekanmu, tak ada yang dapat kau lakukan selain melihat bagian aneh dari diri kau bocor keluar, merembes ke segala arah yang berbeda. Yang bisa kau lakukan hanyalah mencoba bernapas karena semua yang mengelilingi kamu seperti mencoba menenggelamkanmu dalam beton cor... "

Suaranya memudar saat dia menarik napas dalam-dalam. Lampu rokok elektriknya menyala, seperti. Pemirsa terdiam. Tidak ada tanggapan.

Sunyi senyap.

Mungkin karena kulkas dan meja di dapurnya. Air pencuci piring juga, di latar belakang. Pacarnya keluar dengan teman-temannya malam ini, mungkin hal yang baik. Dia bukan kawan yang menyenangkan hari ini.

"Bahkan wajahku terasa berbeda. Ekspresiku telah berubah. Aku berjuang untuk tersenyum dan menggerakkan kepalaku. Leherku seperti ada batang baja yang nyantol di dalam. Caraku berpikir tentang waktu bergeser ke titik referensi kapan sekarang dan selanjutnya.

Aku sekarat, satu ton tiap satu waktu, di bawah ekspektasi, risiko, dan harapan apa pun yang pernah kupegang teguh tapi tak pernah kusadari.

Masih diam. Seisi dapur tidak menjawab.

"Kau benar," katanya, meremas wajahnya menjadi seringai yang dibuat-buat, "aku harus keluar."

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline