"Maksudmu, kamu ada di sana karena aku ingin kamu ada di sana?"
"Ya. Sekarang tembak."
Sarritha menembakkan panah kesepuluh tanpa meleset.
"Ngomong-ngomong, ada berapa kamu di sana?" tanya Thozai.
Sarritha berbalik dengan pandangan bertanya-tanya. Thozai mengangkat bahu.
"Lima."
Dia memperhatikan rahang Thozai nyaris terlepas karena menganga lebar.
"Apakah itu jelek? Apakah aku menjadi gila?"
"Tidak, tidak. Tapi bantu aku dan coba lakukan itu lagi."