Zaki melemparkan kayu gelondongannya ke sisa tumpukan dan kemudian menyeka kulit kayu dan kotoran dari tangannya dengan celana pendeknya. Dia berlutut, memutar-mutar tangannya. "Pasirnya lebih panas. Sepertinya panas dari matahari entah bagaimana mengaktifkan senyawa mineral sampai berkilauan seperti orang mabok, malah menyala kalau diaduk." Dia mengambil tongkat di dekatnya dan menuliskan namanya di pasir.
Yang mengejutkan, butiran pasir berkelap-kelip.
"Gue udah keliling dunia tapi belum pernah melihat yang seperti ini."
Alis Tiwi terangkat. "Aku mau coba."
Zaki melemparkan tongkat dan Tiwi menulis,
Tiwi di sini
Benar saja, kata-kata itu mulai menyala.
Keduanya saling berpandangan. "Seperti papan reklame neon."
Tiwi membungkuk lebih dekat ke huruf-huruf yang dicoretnya. "Ya, itu ... itu seperti arus listrik. Aku tidak percaya apa yang kulihat. Apa yang sedang terjadi?"