Sungguh rumit menjadi manusia.
Setelah mencapai tahun ketiga puluh sembilan saya di muka Bumi, satu hal membuat saya terkikis habis.
Nyeri.
Ada begitu banyak rasa sakit. Rasa sakit yang berlapis-lapis dan bercampur dengan kegembiraan, kemarahan, tawa, frustrasi. Kesedihan dan kegembiraan, cinta dan kebencian.
Semuanya terasa begitu berat dan menegangkan, berdenyut dan menggebu dalam diri saya.
Setiap saat saya yakin bingkai saya akan meledak karena tidak dapat menahan isinya lagi. Atau ringsek.
Saya tidak yakin yang mana.
Tapi, pasti ada sesuatu yang salah telah terjadi.
Sungguh, saya merasa sangat lelah. Namun, tubuh saya mampu melanjutkan, tetap bernapas, tetap menjadi seorang manusia.
Maka tidak heran, bahwa manusia ini, saudara dan saudari saya dalam kehidupan ini, adalah sumber kecemburuan dari bintang-bintang penyusun galaksi, cawan suci jagat raya alam semesta.