Tak sekali pun kamu menyukai kekeh burung murai atau burung merpati yang saling mematuk di kakimu.
Mereka merusak taman mawarmu, musikmu, dan gairah cinta.
Apakah kamu yang kucinta, atau, saat menunduk ke wajahmu? Apakah aku hanya memenuhi semacam tugas yang tidak jelas: membayar upeti pada pesona kecantikan ragawi?
Berhutang pada cinta seperti pada jiwa, keabadian atau hati, segala sesuatu yang kita hubungkan dengan perjanjian yang sangat kuno, kelahiran kita sendiri,) yang ketentuannya tetap tidak kita ketahui, tetapi yang tidak boleh kita khianati sedikit pun tanpa menghapusnya diri kita sendiri.
Kita direduksi menjadi lendir hantu atau saluran pencernaan.
(Erato: Muse puisi liris, terutama puisi erotis, dan tiruan mimik dalam legenda Yunani Kuno).
Bandung, 18 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H