Kecantikan ada di mata yang melihatnya. Klise, tetapi Shanti tahu itu benar, sehingga kebanyakan orang tidak akan menganggapnya cantik.
Tapi dia bukan salah satu dari mereka. Selama bertahun-tahun, dia menginginkannya, tidak pernah berani bermimpi bahwa suatu hari, hari ini, akan benar-benar datang ketika 'cantik' akan menjadi miliknya.
Mungkin masalahnya adalah biasanya kita tidak dapat mendesain sendiri. Kita hanya perlu menerima apa yang diberikan.
Tapi tidak untuk Shanti. Bertahun-tahun bermimpi, meneliti, membayangkan, merancang, akhirnya berhasil mencapai puncaknya.
Berdiri di depan cermin, mengamati tubuhnya yang telanjang dan feminin meski memar di sana-sini, Shanti tahu dia telah mengucapkan selamat tinggal kepada Santo selamanya.
Bandung, 5 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H