Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Di Dapur

Diperbarui: 30 Desember 2022   06:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

merdeka.com

Aku tidak pernah belajar memasak. Aku dapat membongkar mesin pesawat terbang dan memperbaikinya. Aku sepenuhnya mampu menjadi dirigen orkestra beranggotakan tujuh puluh orang. Aku memenangkan medali emas triatlon dan meraih gelar nasional dalam permainan catur cepat.

Aku hanya tidak bisa memanggang kue tanpa oven menghitamkannya menjadi arang, atau membuat gado-gado yang akhirnya tidak terlihat seperti muntah kucing, atau menu daging apa pun. jelasnya, memasak dan aku bukan dua kata yang cocok.

Itu sebabnya Ghea bersumpah untuk menaklukkan rasa takutku dan mengajariku cara memasak.

Aku khawatir sampai depresi tentang itu. Dia tidak mengerti riwayat masak memasakku: kegagalan, kebakaran, banyaknya makanan yang dibuang....

"Berhentilah berpikir seperti itu, Sayang," katanya sambil mengusap punggungku.

"Pertama, cuci dan sobek daun seladanya. Jangan dipotong. Sobek," katanya sambil menyerahkannya padaku.

Aku mengambil sabun, membersihkan serangga dan bahan kimia dari selada saat Ghea berbalik setelah menggoreng daging.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" teriaknya.

Aku bertanya-tanya apa kesalahanku saat dia membuang selada.

"Baiklah," katanya. "Tugas baru. Buka kaleng ini, tuangkan jamur ke piring, dan letakkan di atas meja."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline