Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Skandal Sang Naga (Bab 2)

Diperbarui: 3 Januari 2023   06:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri. Ikhwanul Halim

Aku bertanya-tanya dalam hati, apakah aku akan pernah mencapai status yang tidak menyenangkan sebagai 'salah satu orang terbaik' itu di biro. "Tapi tidak ditemukan bukti-bukti kesengajaan, bukan?'

Joko mengangguk ke arah Prima. "Kau saja yang menjelaskan, karena kau ada di sana".

"Menurut para saksi, murni kecelakaan," katanya dengan suara berat.

Mereka mengatakan Ranya Vachel sudah berusaha melakukan yang terbaik untuk berhenti, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk menghindari Banyu. Menurut para saksi mata, Banyu menyeberang dari trotoar tepat di depan mobil Ranya.

Aku kembali menatap wajah cantik di foto itu. "Apa yang dilakukan Ranya di Shanghai ketika itu?"

Giliran Joko Seng yang menjawab. "Visanya sebagai wisatawan."

"Dia sudah kembali ke sana sejak kecelakaan itu?" kataku.

Na mengangguk. "Dia terbang ke sana sekitar enam minggu yang lalu dan tinggal selama enam hari. Kami mengirim Prima untuk membuntutinya."

Prima mengerang. "Enam hari hanya museum dan galeri seni. Dan tidak ada yang pantas untuk dilaporkan selain lirikan sekilas ke patung laki-laki telanjang."

Aku tersenyum. "Tapi kamu tetap mencurigai dia tidak sepenuhnya tak bersalah sebagai penyebab kematian Banyu Putih?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline