Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Lumpur

Diperbarui: 24 Desember 2022   18:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

freepik.com

Bocah itu cekikikan dan memainkan lumpur di antara kedua tangannya. Basuki Kecil. 

Dia terpesona oleh lumpur. Dia sedang duduk di genangan lumpur kotor basah yang menodai kakinya sampai ke pinggang. Dia meraup lebih banyak lumpur, mengangkat tangannya ke matahari, tersenyum seperti seorang pangeran dongeng dan mengaduk lumpur sampai jari-jarinya kental dengan cairan lengket.

Namaku Basuki Jeral. Aku seorang seniman terkenal. Karyaku ada di museum di seluruh dunia. Aku telah berkreasi sejak seusia Basuki Kecil.

Pada usia lima tahun, aku menjuarai kontes mewarnai.

Pada usia tujuh tahun, aku menggambar tokoh Disney tanpa menjiplak dan menjualnya untuk beberapa ribu rupiah kepada siswa lain.

Bulan Desember dan Februari adalah waktu yang sibuk bagiku karena aku mendapat bayaran dari murid karena membantu tugas liburan.

Sejak awal aku sudah belajar untuk menjadi seorang seniman artinya adalah bekerja mencari uang. Setiap lukisan ada rasa keberhasilan. Menerima pesanan dan uang tidak menyurutkan kesenanganku.

Aku memenangkan kontes seni tingkat nasional di sekolah menengah.

Setelah tamat, aku menertawakan semua siswa yang mengambil kuliah reguler atau pekerjaan kerah biru. Aku pindah ke ibukota untuk masuk institut seni.

Aku bertemu banyak orang berpengaruh dan mulai menghasilkan karya yang paling inovatif. Menyewa ruang studio dengan seorang teman. Kami membagi dua sewa. Aku berkembang, dari melukis ke patung. Ketika lulus, karyaku sudah berada di galeri.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline