"Apa pendapatmu tentang pesta sejauh ini?" Juita bertanya pada Gumarang. Dia mendekatkan bibirnya ke telinga Gumarang agar dia bisa mendengarnya.
"Aku tidak begitu tahu. Kami baru tiba di sini beberapa menit yang lalu."
"Yah, aku sudah berkeliling, dan kamu adalah hal terbaik yang pernah kulihat sejauh ini," ucapnya sambil mendekat ke arahnya.
Jelas sekali Juita sudah berada di sana cukup lama. Dia sudah cukup mabuk untuk mendekati Gumarang, karena Gumarang adalah bosnya.
"Uhh..bagaimana kalau kita pergi ke tempat yang sedikit lebih tenang?" Gumarang dengan cepat memberi saran.
Menyusup melewati kerumunan orang, pandangan polos Gumarang tentang gadis yang mabuk itu memberikan jalan padanya tidak.masuk dalam pikirannya Kurang pengalaman adalah masalah besar dalam kehidupan cintanya, dan tidak akan bisa diperbaiki tanpa beberapa pengalaman yang menyakitkan sebagai guru.
Setelah sekitar dua puluh menit, mereka akhirnya berhasil mencapai pintu belakang dan bebas. Pembicaraan berlanjut selama beberapa jam dengan Gumarang mencekoki Juita dengan tuak. Mengumpulkan keberaniannya, dia berhasil mengajaknya kembali ke rumah bersamanya untuk minum lagi.
"Tidak..," gumam Juita, "Aku sudah cukup minum. Tapi kalau kamu mau tidur, boleh saja."
Kata-kata Juita mengejutkannya. Ini luar biasa. Gadis itu benar-benar mengajaknya tidur tanpa omong kosong yang dia pikir harus dia lakukan terlebih dahulu. Kemungkinan besar, Gumarang juga tidak akan mampu berbasa-basi. Dia akhirnya akan mengantarnya pulang setelah berjam-jam mengisyaratkan percakapan di pihaknya, dan menjadi sangat tertekan setelah itu. Ini sangat bagus!
Tanpa pikir panjang, Gumarang menggiring Juita ke mobilnya, sama sekali lupa akan Tando. Hanya ada satu pikiran di benaknya. Keingan yang terus-menerus mengganggunya tetapi tidak pernah terpenuhi. Bersebadan!