Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Terdampar di Perut Bumi - Buku Satu: I. Terdampar (Part 14)

Diperbarui: 16 November 2022   18:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri. Ikhwanul Halim

Tiwi melaju melintasi air ke ujung gua dan mengangkat kepalanya. Ketinggiannya tidak terjangkau. Dia dan teman-temannya harus memanjat dinding vertikal yang menjulang puluhan meter di atas permukaan air. Tidak mungkin mereka bisa melakukannya kecuali tanpa bunuh diri.

Mereka saling bertukar pandang sebelum Miko memecah keheningan. "Gue bisa naik ke atas." Dia menampilkan senyum sombong yang menjadi ciri khasnya.

Tiwi berdoa Miko berhasil , tetapi jauh di lubuk hati, dia tahu cowok itu hanya ingin mencari alasan untuk melakukan aksi gila-gilaan.

Tatapan Zaki menyapu langit-langit dan dinding. "Dengan peralatan yang tepat, mungkin, tapi dengan apa yang kita punya, ini adalah misi impossible. Gue yakin lu bukan Spiderman."

"Ya, apa yang akan kamu lakukan?" tanya Tiwi setengah tersenyum. "Mencari laba-laba radioaktif untuk menggigitmu? Kita hanya perlu mencari cara lain."

Mungkin akan membantu jika kami punya sherpa dari Gunung Everest, pikirnya

Terdengar suara memecah keheningan dari air yang kini berwarna lavender. Gelembung kecil muncul dan kemudian menghilang.

Tiwi mencondongkan tubuh ke depan dan mengintip ke dasar air. Sesuatu berkilauan dan berputar-putar di bawah permukaan. "Kalian lihatitu?"

"Ooh yeah, baby!" Miko bersorak gembira dan melepaskan jaket pelampungnya. "Mungkin gue bisa berantem melawan cumi-cumi raksasa."

Tiwi memukul lengannya. "Fokus. Jangan biarkan imajinasimu menjadi liar lagi."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline