Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Kasus Sang Harimau (Bab 37)

Diperbarui: 18 Oktober 2022   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri. Ikhwanul Halim

"Tentu saja dia sudah meninggal," kata Dr. Nasir. Dia menatapku dengan kecurigaan yang tidak disembunyikan.

"Tidak ada keraguan tentang itu?"

"Tidak ada sama sekali. Justru yang mengherankan adalah dia bertahan cukup lama. Anda sadar tidak bahwa Anda sedang melontarkan penghinaan serius terhadap profesionalisme saya--"

"Apa yang terjadi dengan mayatnya?" aku memotong.

Dr. Nasir menatapku sebelum menjawab. "Yah, itu agak aneh," katanya perlahan. "Setelah Anda pergi, Kapten Kuba itu -- siapa namanya?"

"Ernesto," jawabku.

"Ya, Esnesto datang sebagai kepala perwakilan anak buahnya, dan mereka bersikeras bahwa Diego harus dikuburkan di laut."

"Apa memang jadi dikubur di laut?" tanyaku.

Dr. Nasir mengangguk. "Benar. Dia dibawa ke laut dengan kapal pukat dan mereka mengadakan upacara pemakaman."

"Apakah ada orang lokal yang menghadiri pemakamannya?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline