Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Kasus Sang Harimau (Bab 15)

Diperbarui: 19 September 2022   16:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri. Ikhwanul Halim

Aku menatap Ratna sejenak. Kemudian, tanpa berbicara, menuangkan wiski ke dalam gelas besar dan menyodorka ke tangannya. " Aku pikir lebih baik kamu minum sedikit untuk menurunkan emosi," kataku.

Wajah Ratna menjadi sedikit rileks dan mengambil gelasnya. Dia berkata dengan lesu, "Aku rasa kamu ada benarnya."

"Kamu belum mendengar kabar darinya?" tanyaku.

'Tidak sepatah kata pun. Tidak sekadar pesan singkat. Tapi dia akan muncul. Aku tahu David. Ini pernah terjadi sebelumnya. Suatu hari nanti'", dia menambahkan dengan muram, "sudah terlalu sering berulang. Kamu punya rokok?"

Aku menunjuk ke kotak di atas meja. "Silakan."

Dia menyalakan sebatang rokok dan menyedotnya dalam diam.

Kemudian, "Han, apa yang akan kamu lakukan sekarang? Pernahkah kamu berpikir untuk memulai lagi sendiri?"

Aku mengangkat bahu. "Belum tidak tahu. Aku belum yakin."

"Yah, jika kamu mau, aku mungkin...." Ragu-ragu dia melanjutkan, "Yah, aku tidak keberatan memberikan sebagian uangnya. Belakangan ini aku mendapat perna cukup banyak dan aku tahu ini akan menjadi investasi yang bagus."

Aku mengangkat tangan. 'Tidak, Ratna. Kita tidak melakukan yang seperti itu."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline