Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Kasus Sang Harimau (Bab 14)

Diperbarui: 18 September 2022   22:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri. Ikhwanul Halim

"Tidak, dia hanya bilang dia akan menelepon kembali nanti."

Aku baru saja akan mengatakan apa yang harus dilakukan jika Joko Seng menelepon lagi ketika bel pintu berbunyi.

"Aku yakin itu Nona Ratna Dadali," prediksi Bu Sulis. "Dia bilang dia mungkin akan mampir sebelum ke Gedung Kesenian."

Ratna Dadali masuk dan Bu Sulis mundur diam-diam. Ratna Dadali tampak lelah dan khawatir. Wajahnya pucat dan lingkaran hitam di bawah matanya yang dalam. Bahkan rambut hitamnya tidak berkilau seperti biasanya. Dia berkata dengan suara datar dan tanpa ekspresi. "Han, apa kabar?"

"Aku baik-baik saja," kataku. "Mau minum apa?"

Dia melepas mantelnya dan melemparkannya sembarangan ke kursi. Kemudian dia mengulurkan tangannya ke api. "Aku tidak ingin minum sebelum pertunjukan," dia memutuskan.

Aku berjalan menuju meja minuman. "Keberatan jika aku minum?"

Aku menuangkan wiski. Ratna memperhatikanku sejenak. Kemudian dia berkata dengan sedih, "Jadi dia tidak muncul."

"Tidak," kataku.

Dia menghela nafas. "Maafkan aku, Han."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline