Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Rusunawa (Bab 11)

Diperbarui: 13 September 2022   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri. Ikhwanul Halim

Suti bertukar salam dengan teman-teman barunya saat mereka berjalan menuju rumah masing-masing. Dia masuk dan meletakkan embernya dan masuk ke kamar.

Rano duduk di tempat tidur dan matanya terpaku langsung ke dinding. Mama berdiri di depan panci sambil mengaduk masakan.

"Kenapa lama sekali baru pulang?" dia bertanya sambil terus mengaduk.

Suti memandang abangnya yang langsung membuang muka. "Ma, Suti mendapat kawan baru tadi waktu mengambil air," katanya.

"Kawan baru?" tanya Mama Rano. "Hebat anak Mama, tiap hari dapat kawan baru. Tapi menurut Mama, kamu juga jangan terlalu gampang. Kamu tidak harus berteman dengan semua orang."

"Tuh, dengar kata Mama. Dia sih, selalu berteman dengan semua orang yang mendekat," kata Rano dengan suara keras sambil telunjuknya menuding Suti.

Mama menatap Rano seolah ingin memarahinya, tapi tidak jadi.

"Kadang kamu perlu mendengarkan Abangmu. Dia tahu apa yang baik untukmu," kata Mama," dan bukannya Mama melarang mengatakan kamu tidak boleh berkawan dengan orang lain, tetapi kamu harus tahu betul siapa yang jadi temanmu, Sayang."

Suti mengepel dengan cermat sampai ibunya selesai berbicara. Dia menggelengkan kepalanya dan matanya bergerak ke arah Rano. Rano mengusap wajahnya.

"Sepertinya makanannya sudah siap," kata Mama dan berdiri. Dia membersihkan tangan dengan serbet, membuka tutup panci sehingga uap mengepul ke seluruh penjuru. Aroma spaghetti memenuhi seluruh ruangan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline