Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Pripyat

Diperbarui: 30 Agustus 2022   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

chernobyl.one

Seorang petugas pemadam kebakaran berjalan sndirian melalui jalan yang sepi.

Dia melihat taman bermain tempat dia berlari semasa kecil, dan memperhatikan sejenak saat ayunan, rongsok tetapi utuh, berayun di angin musim kemarau. Secarik kertas menguning tertiup ke seberang jalan dan tersangkut di semak berduri yang tumbuh di sisi jalan.

Ketika dia pertama kali bangun, dia pikir itu semua hanya mimpi: panggilan darurat yang panik, asap di kejauhan, kengerian ketika mereka mengetahui bahwa tujuan dan kobaran api besar ada di pembangkit listrik, menonton yang tak berdaya ketika yang lain menyerah radiasi sebagai lawan dari nyala api, dan kemudian kebutaan.

Dia terbangun berkali-kali sejak itu, tetapi tidak pernah sebagai petugas pemadam kebakaran, selalu sebagai pasien. Masuk dan keluar dari rumah sakit, koma. Dalam mimpinya, dia tidak pernah berjalan dan dia tidak pernah bebas dari rasa sakit. Bangun dan tidur sama saja baginya; kebutaannya membuat malam menjadi segalanya. Dia telah mendengar peristiwa-peristiwa besar terungkap dalam mimpinya: revolusi, demokrasi, kemerdekaan, tetapi itu baginya terasa seperti halusinasi mimpi dalam demam tinggi yang berlangsung bertahun-tahun dan puluhan tahun.

Dan kemudian, dari suara panik perawat yang bergegas membunyikan alarm memudar menjadi kegelapan. Dia tiba-tiba terbangun dengan pemandangan yang indah: matahari terbenam musim gugur di atas Pripyat, tempat yang paling dia cintai di dunia. Dia berdiri, bebas dari tempat tidur dan rumah sakit abu-abu. Rasa sakit itu hilang.

Dia bisa melihat.

Dia bisa melihat Pripyat di depannya, dan raksasa hitam Chernobyl di belakangnya. Namun keduanya tidak seperti yang dia ingat.

Pabrik telah dibangun kembali, beberapa struktur besar menggantikan bangunan tua yang diabaikan.

Kota itu sepi.

Bukan sepi seperti Sabtu pagi. Pripyat tampak seperti tempat yang kosong selamanya. Rerumputan, bahkan pepohonan tumbuh subur dari retakan-retakan di trotoar. Jendela-jendela di gedung-gedung apartemen hilang atau rusak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline