Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Legenda Sang Perusak (Bab 5)

Diperbarui: 28 Agustus 2022   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri. Ikhwanul Halim

Tentu saja, istrinya Halida sangat senang dengan gagasan untuk kembali ke kampung halaman. Dia sudah ingin pindah selama beberapa tahun, dan kesehatan Johar memberi mereka alasan terbaik yang pernah mereka dapatkan untuk membuat perubahan dramatis seperti itu.

Untungnya, mereka telah mempersiapkan masa pensiun sejak hari pertama Johar bekerja, dan mereka berkecukupan secara finansial, terutama untuk kota seukuran Taluk Kuantan yang termasuk salah satu wilayah dengan biaya hidup terendah di Kesultanan Melayu Raya.

Menjalankan kedai runcit di simpang jalan utama membuat mereka hidup dengan santai, mengakrabkan mereka dengan orang-orang di kota, dan memberikan Halida sesuatu untuk dilakukan untuk mengisi waktu yang tidak pernah dapat dia lakukan secara memadai setelah anak-anak meninggalkan rumah.

Mereka tidak bisa terlalu ngotot bekerja secara berlebihan, dan mereka mungkin tak mendapat untung dengan harga jual barang-barang yang sangat murah untuk mencegah orang pergi ke supermarket untuk membeli keperluan mereka. Intinya adalah, mereka bersama, dan suaminya masih hidup.

Suara gemuruh pelan yang tertangkap telinganya saat rak-rak mulai berderak membawa ingatan kembali pada masa kecilnya. Dia telah merasakan satu atau dua gempa kecil sebagai seorang gadis remaja, tetapi gempa bumi relatif jarang terjadi di Kesultanan Melayu Raya, meskipun Hutan Lindung Kerinci berada di garis Patahan Besar Sumatera. Beberapa gempa kuat yang telah diprediksi berkali-kali meluluhlantakkan Negara Bagian Bangkahulu, Persemakmuran Sriwijaya. Beberapa tahun lalu mengguncang pantai Pelabuhan Padang, Republik Minangkabau. Sebelumnya, pantai barat Aceh Darussalam dilumat oleh gempa dan tsunami.

Baru kali ini gempa datang menimbulkan bunyi pada cangkir teh. Sebagian rak kedai bergoyang keras dan beberapa akhirnya roboh. Dia sendiri kesulitan untuk tetap berdiri.

Gempa itu berkekuatan lebih besar daripada yang pernah terjadi di masa lalunya, sama tak terduganya dengan kematian yang bisa saja merenggut nyawa manusia sewaktu-waktu. Kurang dari satu menit, sebagian besar isi rak kedai telah jatuh berserakan ke lantai.

Kepanikan yang dia rasakan perlahan memudar setelah getaran berhenti. Kedai runcit yang dibangun dari bata tua dirancang untuk bertahan berabad-abad. Sirene yang meraung di luar menandakan berita yang tak menggembirakan di bagian lain kota.

Beberapa detik kemudian, dia merasakan lengan Johar memeluknya dari belakang, dan dia tahu semuanya akan baik-baik saja. Untuk sekarang.

***

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline