Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Sepuluh Setelah Satu Perempuan

Diperbarui: 25 Agustus 2022   12:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Alex Motoc on Unsplash 

di utara suatu entah
di atas tanah merah
dan kertas doa

aroma henna basah berebut mengalahkan
asap hio parfum melati

pengantin wanita
direndam dalam minyak kelapa perawan
dimanjakan dengan teh bunga telang

matanya seorang penari
dia kenang kemarin
berkalang tanah liat dan masa muda
berlari di tengah hujan telanjang
dengan saudara laki-lakinya

ibunya berteriak,
Anak ini! Kalian akan masuk angin.

hari ini ibunya berbisik
saat ini besok,
kamu 'kan menjadi seorang perempuan

di entah suatu selatan
ibu nanar anak perempuan
dengan mata merah darah
mulut melepuh minyak asam
dada naik-turun dengan kebencian
yang nyata

berulang-ulang katakan
kalian akan menyelamatkan diri
untuk pernikahan
itulah pepatah ibu
dan pepatah nenek
dan pepatah ibu nenek 

menelan diam jeritan anak perempuan
sementara mereka
meludah ke dalam liang muda dan menjahitnya

 suatu entah di timur
ular sawah menari di jalanan
menginjak makam yang bukan kuburan
yang dangkal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline