Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Hantu Logam

Diperbarui: 1 April 2022   14:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

daily-sun.com

Langkah kaki yang berat hantu logam bergema di terowongan kereta bawah tanah yang tidak lagi digunakan Mata laser menyapu aula mencari tanda-tanda kehidupan cerdas. Peradaban yang tinggal di sini sudah lama hilang.

Hantu logam yang berjalan melalui terowongan mengkonfigurasi ulang agar muat di dalamnya. Ia berjalan dengan lembut dengan sembilan belas kaki. Dia tidak memiliki nama,hanyalah perpanjangan dari penghuni meteor yang jatuh menembus atmosfer plAnet dan menemukan banyak data untuk mengisi bank memori.

Satu-satunya hal yang lebih baik dari peradaban yang hidup adalah peradaban yang mati, pikir makhluk itu. Dengan peradaban yang mati, seseorang tidak perlu terburu-buru.

Tidak hanya membuat katalog, tidak hanya merekam. Dia melakukan referensi silang. Ekstrapolasi.

Itulah yang dilakukan hantu itu. Pada pusatnya, bintang setengah kerdil neutronium yang melingkar erat di sekitar tusukan jarum lubang hitam.

Hantu itu telah menjalani ribuan orbit planet untuk menyelidiki bangunan-bangunan yang runtuh. Ada beberapa yang sepertinya, mengumpulkan data satu tiap benua.

Kelihatannya kehidupan penghuni asli telah mencoba memisahkan diri dari asal-usulnya di planet ini. Struktur yang bertentangan dengan lingkungan mereka namun terbuat dari mereka. Batu dipotong-potong dan kemudian ditumpuk menjadi bentuk persegi untuk menyediakan tempat berteduh. Semuanya berubah. Semuanya diterjemahkan.

Apa pun yang menghancurkan mereka tidak menghancurkan kehidupan tanaman dan serangga atau bahkan mamalia. Setelah bencana apa pun yang merenggut mereka, tatanan alami planet ini bangkit kembali.

Lumut hijau menutupi segala sesuatu di permukaan.

Dari luar angkasa, planet ini memiliki dua warna. Lautan biru dan benua hijau. Hantu itu telah melakukan pengindraan jauh semua itu sebelum turun ke permukaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline