Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Dia dan Dia-Dia Lain

Diperbarui: 30 Maret 2022   07:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

wallpaperflare.com

Selalu sama setiap tahun. Dia terbangun dengan keringat dingin membasahi sekujur tubuh, tahu apa yang akan terjadi, tahu dia tidak berdaya untuk menghentikannya.

Dalam beberapa tahun terakhir dia mencoba melawannya, menghindrinya. Tapi sekarang, dia hanya ingin menyelesaikannya. Dia mengangkat tubuhnya dari tempat tidur, dan terbungkuk-bungkuk ke kamar mandi.

Menatap cermin pada kantung di bawah matanya, pada garis-garis di wajahnya, pada garis rambut yang menipis, dan gigi yang menguning.

"Baiklah," katanya, "mari kita lakukan ini."

Saat itulah bayangannya menjangkau dari cermin dan meraihnya, menariknya ke sisi lain.

"Nah," kata bayangannya, "kita di sini lagi, kamu makhluk hina, sengsara, brengsek. Ini dia. Setiap tahun aku harap ini tidak perlu terjadi lagi, dan setiap tahun kamu mengecewakan ku."

Bayangannya meninjunya, membuat darahnya muncrat dan giginya rontok, menjatuhkannya ke tanah.

Dia tidak mencoba untuk bangkit.

"Baiklah anak-anak, ayo kita lakukan."

Dia tahu mereka semua ada di sana, tepat di luar penglihatannya, semua adalah dia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline